Kamis, 23 Februari 2012

Kebiasaan Sehari-hari Yang Dapat Merusak Otak


Kesibukan rutinitas setiap hari orang cenderung lebih mengutamakan pekerjaannya dalam memperoleh materi untuk menutupi kebutuhanya dibandingkan dengan memperdulikan kesehatannya manusia itu sendiri.

Sehingga orang lebih mengikuti kebiasaan gaya hidup orang asing dan dengan kondisi tersebut kebayakan mereka mengalami kesulitan dalam tidur. Sehingga berbagai cara orang berusaha melakukan tidur, salah-satu contohnya yaitu tidur dengan kepala yang tertutup rapat-rapat.

Namun perlu kita ketahui bahwa salah satu penyebab rusaknya otak, adalah dengan cara tidur kepala tertutup. Mengapa? karena saat tidur, terjadi produksi karbondioksida dalam rongga otak.

Oleh karena itu jika kepada ditutupi rapat-rapat berarti terjadi konsentrasi karbondioksida di dalam kepala. Ini berpotensi mencemari otak. Jika menjadi kebiasaan, jangan heran otak lama kelamaan akan rusak. Tidak hanya tidur dengan kepala tertutup, hal lainnya yang dapat menyebabkan rusaknya otak adalah dengan kebiasaan tidak sarapan, kebanyakan makan, merokok, terlalu banyak mengkonsumsi gula, polusi udara, dan kurang tidur.

Seperti yang dikutip dari http://id.shvoong.com/, dijelaskan bahwa masih banyak kebiasaan-kebiasaan yang merusak kesehatan otak. Jika anda termasuk orang super sibuk sehingga lupa dan terbiasa tidak makan pagi, atau sebaliknya terlalu banyak makan, masih merokok dan seterusnya, cobalah kurangi kebiasaan-kebiasaan itu.

Berikut ini kami paparpkan beberapa kebiasaan buruk yang berpotensi merusak otak.

1. Tidak Mau Sarapan

Banyak orang menyepelekan sarapan/makan pagi. Padahal, tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Keadaan ini berakibat pada kurangnya nutrisi untuk otak. Jika hal ini menjadi kebiasaan dan berlangsung keterusan, pada gilirannya hanya akan merusak otak. Terjadi kemunduran pada kerja otak kita disebabkan kurangnya nutrisi dan supplay gizi ke otak.

2. Kebanyakan Makan

!Terlalu banyak makan atau makan terlalu kenyang juga tidak baik untuk kerja otak kita. Makan terlalu banyak dan atau terlalu banyak makan dapat mengeraskan pembuluh otak. Ini biasanya menyebabkan menurunnya kekuatan mental dan kerja ota.

3. Merokok.

Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak. Otak seorang perokok bisa menyusut, mengecil sehingga menghilangkan fungsi vitalnya. Tak mengherankan, di waktu tua, seorang perokok berpotensi besar terkena Alzheimer.

4. Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula.

Terlalu banyak asupan gula menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan berakitab terganggunya perkembangan otak.

5. Polusi Udara.

Otak adalah bagian atau organ tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan yang berpolusi membuat kinerja dan kerja otak menjadi tidak efisien.

6. Kurang Tidur

Tidur memberi kesempatan otak untuk beristirahat.Pada sat tidur, sel-sel otak memperbaharui diri, mengganti sel-sel yang rusak dan memperbaikinya. Oleh karena itu, sering melalikan tidur justru membuat sel-sel otak kelelahan. Pada anak balita, saat tidur juga merupakan saat otak menata sel-selnya, mengembangkan diri dan merekam semua yang dilihat, dialami dan dipelajari saat terjaga dan bermain. Kurang tidur pada anak menyebabkan kerja otak hanya bersifat repetitif, sehingga perkembangan analisis pada anak kurang maksimal.

7. Menutup Kepala Saat Tidur.

Tidur dengan kepala yang ditutupi rapat-rapat adalah kebiasaan yang sangat berbahaya bagi otak. Apa sebabnya? Saat tidur, terjadi produksi karbondioksida dalam rongga otak. Jika kepala tertutup- rapat, berarti ada konsentrasi karbondioksida. Ini berpotensi mencemari otak. Jika menjadi kebiasaan, maka jangan heran otak lama kelamaan akan rusak!!

8. Berpikir Terlalu Keras Saat Sakit

Bekerja keras atau berpikir terlalu keras ketika kondisi fisik sedang tidak fit juga memperparah ketidak-efektifan kerja otak.

9. Kurangnya Stimulasi Otak

Berpikir secara wajar adalah cara yang terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menhyusut dan tumpul, dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Jadi, cobalah selalu berpikir .Saat tidak ada aktifitas, sibukkan diri berpikir, misalnya dengan mengisi teka-teki silang. Atau buatlah deret hitung pada kertas kosong. Buatlah hitungan-hitungan sederhana secara cepat dan mengasyikkan. Ini sangat baik untuk melatih kerja otak.

10. Jarang Bicara

Percakapan intelektual biasanya membawa efek yang positif pada kerja otak. Sebaliknya, membisu, berdiam diri seribu bahasa membuat otak tidak maksimal bekerja. Pada anak-anak dan bayi bahkan berbahaya. Banyak penelitian bahwa anak yang kurang diajak berbicara, kemampuan verbalnya sangat kurang. Begitu juga tingkat IQ-nya juga rendah.

11. Berpikir Jorok

Jangan disangka berpikir jorok tidak apa-apa. Imajinasi jorok yang berlebihan membuat pembuluh darah otak sebelah kanan akan mengeras. Efeknya jelas tidak baik untuk perkembangan otak itu sendiri...Jadi, apakah anda suka melamun ke daerah-daerah terlarang untuk umum itu? Berhentilah mulai sekarang juga. Bacalah buku atau bercengkaramalah dengan teman-teman anda. Itu lebih baik...

Mungkin ada satu atau dua dari kebiasaan-kebiasaan di atas sering anda lakukan secara tidak sadar. Mulai sekarang, cobalah untuk sedikit-demi sedikit mengurangi dan menghilangkannya.

Kamis, 16 Februari 2012

Penyakit Yang Dapat Dideteksi Melalui Mata


Mata adalah jendela hati, seseorang dapat dilihat karakternya dengan melihat sorot mata orang tersebut. Bahkan tidak sedikit paranormal yang mengiklankan dirinya dapat mengetahui segala permasalahan seseorang dengan tatapan matanya.

Namun sebenarnya mata adalah jendela seluruh tubuh kita, dengan melihat sorot mata seseorang, kita juga dapat mengetahui berbagai penyakit yang diderita oleh orang tersebut. Hal ini seperti yang kami kuti pdari http:// detikhealth.com, yang mewawancarai Dr. dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, Sp.M, anggota baru Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) disela-sela kuliah innaugurasi 'Menguak Jendela Hati Sebagai Embrio Proses Berpikir Manusia' di RSCM, Jakarta, yang ditulis pada Kamis (23/6/2011).

Menurutnya, mata bias dijadikan indicator kesehatan, antara lain: diabetes, stroke, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan multi sclerosis."Mata yang terlihat bening dari depan mengandung kornea dan lensa avaskuler (tidak memiliki pembuluh darah). Ketika misalnya darah penuh dengan gula atau obat-obatan, makalensa cenderung keruh," ujar Dr. Tjahjono.

Kemudian, lanjut Dr.Tjahjono, ada retina yaitu lapisan paling tipis tapi mengandung banyak pembuluh darah. Padasaat kualitas darah berubah maka bias dideteksi dari retina, apakah ia berisiko stroke atau penyakit jantung.

Mata juga bias menjadi jendela yang menunjukkan kondisi arteri seseorang. Jika terlalu banyak kolesterol yang menumpuk di dinding arteri dan membentuk plaktebal, maka bias menyebabkan oklusi vena retina saat ada penyumbatan di aliran darah ke dan dari mata.

Arteri retina yang dipersempit atau diblokir oleh kolesterol dapat menghambat sambungan antara saraf optic dan otak. Jika hal ini terus menerus dibiarkan akan menyebabkan sebuah gumpalan darah, maka secara tiba-tiba dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan tanpa rasa sakit.

Seseorang bias mengetahui kadar kolesterolnya apakah tinggi atau normal melalui pemeriksaan mata. Seperti dikutip dari Discovery Health, melalui pemeriksaan mata dapat dilihat cirri berikut:

  1. Corneal arcus, yaitu suatu cincin putih atau abu-abu tipis disekitar tepi kornea. Hal ini menunjukkan ada endapan lemak dan kolesterol di dalam mata. Meskipun sering terlihat pada orang yang sudah tua, tapi orang muda sebaiknya tidak mengabaikan hal ini. Jika ditemukan kondisi ini, maka seseorang disarankan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol lebihlanjut.
  2. Hollenhorst plaque, yaitu adanya potongan kecil dari bahan lemak (kolesterol) yang berasal dari patahan lemak di dinding pembuluh darah dan pergi kemata. Plak ini dapat menyebabkan oklusi vena retina dan menunjukkan adanya masalah serius yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Beberapa kondisi kesehatan juga bias dilihat dari mata seperti jika saraf optic bengkak dan terdapat darah di mata bias menjadi indikasi dini adanya tumor otak. Saraf optik yang pucat dan bengkak menunjukkan adanya multiple sclerosis. Diabetes juga bias dilihat dari melemahnya penglihatan, mata kusam menunjukkan kon disi tubuh yang tidak sehat sedangkan mata yang terang dan bersih menunjukkan kondisi kesehatan yang baik.

Karenanya pemeriksaan mata secara teratur tidak hanya berguna untuk melihat apakah penglihatan seseorang masih normal atau tidak, tapi untuk memeriksa kondisi mata secara keseluruhan sehingga bias mengetahui kondisi kesehatannya.

"Saraf mata berkembang dari usia 0-9 tahun. Maka sebaiknya lakukan pemeriksaan mata sejak dini. Anak TK yang usia 4 atau 5 tahun harus sudah pernah diperiksa. Di atas 18 tahun setidaknya 1 tahun sekali dan jika sudah di atas 40 tahun lebih sering lagi," tandas Dr. Tjahjono.

Minggu, 12 Februari 2012

Hati-Hati Terhadap Flu Singapura

Dimulai dengan demam dan munculnya ruam di mulut berupa bintik-bintik merah, yang kemudian menjadi luka atau blister. Bila mendapati gejala tersebut, waspadalah! Bisa jadi itu Flu Singapura atau HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease).

Gejala awalnya adalah demam selama 2 hari dan mulut penuh sariawan. Pada tangan dan kaki muncul bercak-bercak merah. Selain itu, ia tidak mau makan, tapi jika diberi susu penderita masih mau meminumnya.

Apakah benar penyakit ini berbahaya? Rumor yang beredar, Flu Singapura sama berbahayanya dengan Flu Burung? Apakah perlu anak saya dirawat? Bila anak terkena penyakit ini, jangan panik. Infeksi virus HFMD biasanya ringan, asalkan segera mendapat perawatan yang benar. Seperti yang kami kutip dari www.detikhealth.com, dijelaskan sebagai berikut :

Penyebab dan Gejala HFMD

HFMD akhir-akhir ini marak lagi. Belakangan, kasusnya cukup banyak ditemukan di Indonesia. Sebenarnya istilah Flu Singapura untuk HFMD ini adalah kurang tepat. Istilah ini muncul oleh karena adanya wabah HFMD pada tahun 2000 di Singapura, sehingga penyakit ini lebih dikenal dengan Flu Singapura.

Virus yang berasal dari kelompok enterovirus (non polio) merupakan penyebab HFMD. Di dalamnya meliputi Grup Coxsackie tipe A (A1-A24), Coxsackie tipe B (B1-B26), Echovirus (grup 1-33), dan Enterovirus (68-71). Penyebab terbanyak pada kasus rawat jalan adalah Coxsackie A16. Sedangkan infeksi Enterovirus yang memerlukan perawatan biasanya menyebabkan Enterovirus 71.

Gejala HFMD diawali demam sedang selama 2-3 hari, diikuti sakit leher (faringitis), tidak ada nafsu makan, pilek, yang merupakan gejala flu pada umumnya yang tidak mematikan. Lalu, timbul vesikel (bentol berisi cairan) di mulut, kemudian pecah, menjadi luka atau blister di mulut seperti sariawan pada lidah, gusi, pipi dalam, yang terasa nyeri sehingga sukar menelan.

Timbul ruam yang tidak gatal di telapak tangan dan kaki. Kadang-kadang ruam ada di bokong. Walau namanya penyakit tangan, kaki dan mulut, ruamnya tidaklah muncul di tiga tempat tersebut. Terkadang hanya di mulut dan tangan saja. Umumnya ruam ini akan membaik dengan sendirinya dan tidak perlu perawatan di rumah sakit.

Penularan dan Penanganan HFMD
Pada umumnya HFMD tidak berbahaya. HFMD Coxsackie A16 adalah penyakit ringan dan akan sembuh dalam 7-10 hari. Komplikasi jarang dijumpai. Sangat jarang ditemukan anak dengan infeksi virus Coxsackie menderita meningitis viral dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, kaku kuduk, sehingga memerlukan rawat inap.

Dari grup enterovirus didapatkan HFMD Enterovirus 71 yang dapat menyebabkan meningitis viral (radang selaput otak), ensefalitis (radang otak), atau paralisis (kelumpuhan). Ensefalitis oleh karena Enterovirus 71 ini dapat berakibat fatal.

Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi pada musim panas. Penularannya melalui jalur pencernaan, saluran pernapasan, yaitu dari butiran ludah, ingus, air liur, tinja, cairan dari luka, dan cairan tubuh lainnya.

Penularan kontak tidak langsung dapat terjadi melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan dan mainan yang terkontaminasi sekret (cairan) tubuh. Sejak mulai terinfeksi hingga mulai timbul gejala (masa inkubasi) adalah 3-7 hari. Demam merupakan gejala pertama HFMD. Seorang akan menularkan penyakitnya dalam minggu pertama ketika dia sakit.

HFMD paling sering menyerang anak di bawah usia 10 tahun. Setiap orang, baik itu anak-anak maupun dewasa, mempunyai risiko terinfeksi, tetapi tidak semua yang terinfeksi itu akan sakit. Bayi, anak-anak, dan remaja lebih rentan terinfeksi dan menderita sakit HFMD ini karena antibodi dan imunitas tubuh mereka lebih lemah dibanding orang dewasa.

HFMD didiagnosis berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik. Sedangkan diagnosis laboratorium untuk deteksi virus dapat dilakukan dengan mengambil sampel dari tinja, usap atau swab rektal cairan serobrospinal, usap atau swab luka di mulut, tenggorokan, vesikel kulit, dan biopsi otak.

Tidak ada terapi yang spesifik untuk infeksi enterovirus. Pastikan istirahat yang cukup serta pemberian terapi simptomatik untuk meredakan gejala demam dan nyeri di mulut. Anak dapat diberikan antiseptik untuk daerah mulut, analgesik-antipiretik misalnya parasetamol, cairan yang cukup, dan pengobatan suportif lainnya. Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di rumah sakit.

Gejala yang cukup berat antara lain hiperpireksia, yaitu demam tinggi (suhu >39 °C), demam tidak turun-turun, takikardia (nadi menjadi cepat), takipneu (napas menjadi cepat dan sesak), malas makan, muntah, diare, berulang dengan dehidrasi, lemas dan mengantuk terus, nyeri pada leher, lengan dan kaki, atau terjadi kelumpuhan saraf kranial.

Cegahlah HFMD dengan higiene-sanitasi lingkungan dan perorangan. Cara yang paling mudah adalah dengan membiasakan diri selalu mencuci tangan, khususnya bila berdekatan dengan penderita.

Penting dilakukan desinfeksi peralatan makanan, mainan, dan handuk yang mungkin sudah terkontaminasi dengan cairan klorin. Hindari kontak dengan penderita HFMD dan istirahatkan anak penderita HFMD sementara dari sekolah atau tempat perawatan anak, untuk mencegah penularan virus kepada anak yang lain.

Tips Perawatan Penderita HFMD

  • Segera ke dokter untuk memastikan apakah anak atau penderita benar terkena HFMD Isolasikan penderita
  • Jaga kebersihan
  • Anjurkan istirahat yang cukup
  • Berikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
  • Berikan nutrisi yang sehat dan gizi seimbang
  • Berikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala demam dan nyeri mulut
  • Anjurkan penderita untuk tidak beraktivitas di luar (bersekolah atau ke kantor) selama 7-10 hari setelah ruam muncul

Jangan Tidur Dalam Keadaan Marah


Marah akan sesuatu yang sekiranya tidak menyenangkan diri kita tentunya hal itu sangat lumrah, namun janganlah kita terus berlarut dalam kemarahan itu hingga saat kita akan tidur pun perasaan marah itu masing menghantui kita.

Menahan rasa amarah memang dirasakan tidak enak, seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam diri ini jika tidak dikeluarkan rasanya seperti pecah dalam tubuh sehingga kita menjadi sakit atau kehilangan kedasaran akibat terlalu memendam perasaan amarah. Jika sudah demikian, kita diharuskan untuk cepat menyelesaikannya. Karena, jika hal itu terbawa hingga kita akan tidur, maka efek negatif lainnya justru akan terjadfi pada diri ini.

Seperti informasi yang kami kutip dari http://www.detikhealth.com, yang menyatakan orang yang membawa amarah hingga ia tidur, maka tekanan darah dan jantungnya akan mengalami gangguan hebat. Lebih lanjut situs tersebut menjelaskan, sebagian besar orang pernah mendengar pepatah kuno yang melarang tidur dalam kondisi marah. Hal ini ternyata ada benarnya, karena tidur dalam kondisi marah bisa menimbulkan bahaya.

Sebuah penelitian terbaru yang dimuat dalam Journal of Neuroscience, para ilmuwan menemukan pepatah ini ada benarnya, karena saat marah ada emosi negatif dalam tubuh yang dapat mempengaruhi kualitas tidurnya. Studi melibatkan 106 laki-laki dan perempuan yang dihadapkan pada beberapa gambar yang menimbulkan berbagai emosi, termasuk emosi
Diketahui perasaan marah atau pengalaman meresahkan yang muncul bisa membuat orang sulit tidur dan otak berusaha menjaga memori atau emosi tersebut, seperti dikutuip dari NYTimes, Senin (6/2/2012).

Dr Alexander Golbin menuturkan kemarahan terutama yang sudah bersifat kronis bisa meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, meningkatkan tekanan dalam tengkorak, membuat nafas jadi tidak teratur, menyebabkan kejang otot kronis, penurunan aktivitas insulin serta gejala lainnya.

Jika seorang mencoba untuk tidur dalam kondisi marah, maka bukan tidur nyenyak yang bisa didapatkannya melainkan seseorang bisa mengalami insomnia. Kalaupun ia bisa tertidur, maka berisiko lebih sering terbangun di malam hari dan membuatnya lemas, menurunkan sistem kekebalan tubuh serta mengantuk keesokan harinya yang dapat mengganggu aktivitas.

Hal ini dikarenakan saat tidur tubuh mengaktifkan fungsi fisiologis yang membuat seseorang siap untuk beraksi. Ketika terbangun di malam hari, maka bisa saja ia menjadi semakin marah.

Respons fisiologis yang dipengaruhi oleh suasana hati ini membuat orang sangat sulit untuk tertidur nyenyak sehingga menyebabkan berbagai macam ketidakseimbangan dalam tubuh yang mengakibatkan memburuknya kesehatan.

Cara terbaiknya adalah menetralisasi atau melepaskan kemarahan yang muncul, misalnya dengan menyelesaikan masalah yang ada atau membuat tubuh rileks sehingga bisa mengistirahatkan pikiran menjelang tidur.

Tidur diketahui bisa meningkatkan kenangan, terutama kenangan yang emosional seperti marah. Sehingga tidur bukanlah cara yang ampuh untuk menenangkan diri atau melupakan kemarahan, karena justru emosi ini bisa semakin meningkat.

Emosi marah adalah sesuatu yang nyata dan kadang diperlukan dalam hidup. Meski memiliki peran, tapi seseorang harus tahu kapan ia harus berhadapan dengan marah serta kapan harus menetralisirnya.