Minggu, 12 Februari 2012

Jangan Tidur Dalam Keadaan Marah


Marah akan sesuatu yang sekiranya tidak menyenangkan diri kita tentunya hal itu sangat lumrah, namun janganlah kita terus berlarut dalam kemarahan itu hingga saat kita akan tidur pun perasaan marah itu masing menghantui kita.

Menahan rasa amarah memang dirasakan tidak enak, seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam diri ini jika tidak dikeluarkan rasanya seperti pecah dalam tubuh sehingga kita menjadi sakit atau kehilangan kedasaran akibat terlalu memendam perasaan amarah. Jika sudah demikian, kita diharuskan untuk cepat menyelesaikannya. Karena, jika hal itu terbawa hingga kita akan tidur, maka efek negatif lainnya justru akan terjadfi pada diri ini.

Seperti informasi yang kami kutip dari http://www.detikhealth.com, yang menyatakan orang yang membawa amarah hingga ia tidur, maka tekanan darah dan jantungnya akan mengalami gangguan hebat. Lebih lanjut situs tersebut menjelaskan, sebagian besar orang pernah mendengar pepatah kuno yang melarang tidur dalam kondisi marah. Hal ini ternyata ada benarnya, karena tidur dalam kondisi marah bisa menimbulkan bahaya.

Sebuah penelitian terbaru yang dimuat dalam Journal of Neuroscience, para ilmuwan menemukan pepatah ini ada benarnya, karena saat marah ada emosi negatif dalam tubuh yang dapat mempengaruhi kualitas tidurnya. Studi melibatkan 106 laki-laki dan perempuan yang dihadapkan pada beberapa gambar yang menimbulkan berbagai emosi, termasuk emosi
Diketahui perasaan marah atau pengalaman meresahkan yang muncul bisa membuat orang sulit tidur dan otak berusaha menjaga memori atau emosi tersebut, seperti dikutuip dari NYTimes, Senin (6/2/2012).

Dr Alexander Golbin menuturkan kemarahan terutama yang sudah bersifat kronis bisa meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, meningkatkan tekanan dalam tengkorak, membuat nafas jadi tidak teratur, menyebabkan kejang otot kronis, penurunan aktivitas insulin serta gejala lainnya.

Jika seorang mencoba untuk tidur dalam kondisi marah, maka bukan tidur nyenyak yang bisa didapatkannya melainkan seseorang bisa mengalami insomnia. Kalaupun ia bisa tertidur, maka berisiko lebih sering terbangun di malam hari dan membuatnya lemas, menurunkan sistem kekebalan tubuh serta mengantuk keesokan harinya yang dapat mengganggu aktivitas.

Hal ini dikarenakan saat tidur tubuh mengaktifkan fungsi fisiologis yang membuat seseorang siap untuk beraksi. Ketika terbangun di malam hari, maka bisa saja ia menjadi semakin marah.

Respons fisiologis yang dipengaruhi oleh suasana hati ini membuat orang sangat sulit untuk tertidur nyenyak sehingga menyebabkan berbagai macam ketidakseimbangan dalam tubuh yang mengakibatkan memburuknya kesehatan.

Cara terbaiknya adalah menetralisasi atau melepaskan kemarahan yang muncul, misalnya dengan menyelesaikan masalah yang ada atau membuat tubuh rileks sehingga bisa mengistirahatkan pikiran menjelang tidur.

Tidur diketahui bisa meningkatkan kenangan, terutama kenangan yang emosional seperti marah. Sehingga tidur bukanlah cara yang ampuh untuk menenangkan diri atau melupakan kemarahan, karena justru emosi ini bisa semakin meningkat.

Emosi marah adalah sesuatu yang nyata dan kadang diperlukan dalam hidup. Meski memiliki peran, tapi seseorang harus tahu kapan ia harus berhadapan dengan marah serta kapan harus menetralisirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar